Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan sepeda motor ini karena memang kapasitas mesin yang terbilang kecil, hanya 150cc (sebelumnya saya menggunakan Bajaj Pulsar 220) dan karena badan yang cukup ramping, berbanding terbalik dengan badan saya., terlebih lagi, harganya yang cukup fantastis, jika dibandingkan dengan harga baru Bajaj Pulsar saya dulu.
Setelah sekian lama mencari-cari sepeda motor pengganti si Benji (Bajaj Pulsar saya dulu), browsing sana-sini, mampir ke dealer berbagai merek, saya mulai melirik motor ini karena ada salah satu informasi yang saya dapatkan yang menyatakan bahwa D-Tracker versi tahun 2016 akan mempunyai dimensi yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan D-Tracker keluaran tahun-tahun
sebelumnya. lingkar roda juga bertambah besar dari ukuran 14" menjadi
17". Mesin juga mengalami sedikit, ya sedikiit perubahan dari versi lama
untuk meningkatkan sedikit tenaga yang memang hanya sedikit. Hal lain
yang membuat saya semakin ingin memiliki adalah karena motor ini
menggunakan basis yang sama dengan KLX yang membuat motor ini dapat
digunakan di semua medan ditambah suspensi depan yang sudah Upside Down. Saya kembali teringat perjalanan saya di Gunung Salak dulu, dengan medan yang cukup parah dan membayangkan bagaimana jika saya kembali kesana dengan menggunakan motor ini. Hm...suatu hari saya akan kembali....
Satu yang menjadi kekurangan dari motor ini menurut saya, meskipun sudah bertambah panjang, namun karena secara alami, motor ini merupakan motor untuk 1 penumpang saja (tanpa pembonceng), jok terlalu pendek sehingga ketika istri saya membonceng akan terasa agak lebih sempit dibandingkan dengan si Benji, jok yang terlalu pendek ini juga semakin terasa pendek setelah saya memasang box belakang Shad 33 diatas braket custom. namuuuunnn, seperti pepatah mengatakan, nobody`s perfect, begitu pula dengan sepeda motor, pasti ada kekurangan dan kelebihannya, ya kan? ya kan? Buktinya, telah banyak tempat yang saya dan istri saya telah datangi dengan si Suki (nama D-Tracker 150 saya). Saya sementara ini berdomisili di Yogyakarta, dan bersama si Suki, saya dan istri sudah sampai ke Bandung+Jakarta, Bali via Jalur selatan Jatim, Tawangmangu dan masih banyak tempat lainnya.
Tidak banyak ubahan yang telah saya lakukan, terutama di bagian mesin, semuanya masih standard, hanya beberapa aksesoris tambahan yang berguna saja yang sudah terpasang. Hal pertama yang saya lakukan setelah motor tiba di tangan adalah memasang braket custom untuk dudukan box belakang dan box samping/panniers. Untuk pemakaian harian dalam kota, box ini selalu terpasang dengan cantiknya di belakang si Suki. Karena motor jenis ini tidak mempunyai bagasi, mempunyai ruang penyimpanan tahan cuaca yang dapat dikunci adalah hal yang penting karena dapat untuk menyimpan jas hujan, sarung tangan, masker dkk. Untuk perjalanan jauh, yang saya baru tahu belakangan, jika mengganti box Shad 33 dengan duffle bag anti air dari 7Gear akan jauh lebih nayaman karena selain daya tampung yang lebih besar dibandingkan dengan box saya, tas ini membuat pembonceng dapat duduk agak lebih lega karena tas dapat ditempatkan sedikit ke belakang. Untuk dudukan box samping sementara ini hanya saya gunakan untuk meletakkan side bag merek Rangaroo sebagai ruang penyimpanan tambahan. Selain itu saya juga memiliki tankbag seri Mondo dari 7Gear.
Ubahan lainnya yang saya lakukan adalah menambah busa pada jok karena jok bawaan terasa sangat tipis dan cepat membuat bokong panas. Menambah busa memang sedikit mengurangi rasa panas dan pegal, namun saya rasa masih kurang nyaman, terutama karena jok yang tidak begitu lebar. Mungkin nanti, sebelum saya melakukan perjalanan jauh lainnya saya akan mencoba mencari spesialis jok motor untuk memperlebar penampang jok agar lebih nyaman.
Kawasaki D-Tracker 150 versi baru ini dijual dengan 2 varian, varian standar dan varian Special Edition (SE). tidak ada perbedaan spesifikasi diantara kedua jenis ini, yang membedakan hanyalah aksesoris yang menempel, seperti adanya handguard, engine guard, frame guard dan setang model fatbar pada varian SE. Saya sebenarnya ingin membeli varian SE berwarna kuning hitam,namun, karena waktu inden yang cukup lama, plus motor lama sudah laku, saya membeli varian biasa dengan warna putih oranye. Karena tetap ingin memiliki varian SE, lalu saya membeli sendiri semua aksesoris varian SE dan memasangnya pada si Suki, jadilah SE versi KW.
Untuk perjalanan jauh, terutama jika ingin melewati rute baru yang belum pernah dilewati, saya membeli GPS waterproof sehingga untuk memastikan daya listrik GPS selalu penuh, saya memasang motorcycle USB charger. Selain untuk GPS, charger ini juga bisa digunakan untuk mengisi daya HP. Tahun 2012 saya membeli GPS waterproof 3,5" dari sebuah toko online, GPS ini tidak bermerek dan menggunakan peta gratis dari www.navigasi.net. Saya cukup nyaman menggunakan GPS ini pada awalnya, dan hampir tidak ada masalah sama sekali, namun karena sering memutakhirkan peta dan ukuran file peta versi baru menjadi semakin besar, GPS semakin lama semakin lemot atau bahkan gagal mencari rute sehingga saya tidak dapat menggunakan peta versi terbaru. Karena alasan tersebut, saya mencoba mencari informasi tentang GPS waterproof yang murah dan reliable. Pilihan saya akhirnya jatuh kepada Garmin Nuvi 200 yang memang dapat digunakan untuk mobil dan sepeda motor. Garmin sebenarnya juga menyediakan beberapa GPS handheld basic dengan harga yang lumayan terjangkau seperti etrex 20 maupun etrex 30, namun ukuran layarnya terlalu kecil.
Terakhir, untuk menghalau angin dan elemen-elemen lain saya juga memasang windshield dari Geba yang memang didesain khusus untuk Kawasaki KLX/D-Tracker. Cukup berkomunikasi lewat whatsapp, pilih jenis windshield yang akan dibeli, transfer uangnya dan barang siap dikirim sampai ke rumah. Cara memasangnya juga cukup mudah dan dapat dilakukan sendiri, walau memakan waktu yang cukup lama bagi saya untuk memasangnya sendiri.
No comments:
Post a Comment