Pagi harinya setelah sarapan di hotel dengan menu nasi goreng dan pecel dan berkemas-kemas kami memulai perjalanan hari itu menuju kota Malang. Tidak ada yang spesial dalam perjalanan itu, kami melewati jalur utama Blitar-Malang yang melewati Waduk Karangkates. Jalanan cukup sepi dan sekitar pukul 12 kami telah sampai di Kepanjen. Mendung mulai menghitam dan sayapun semakin memacu motor agar tidak kehujanan dan agar segera sampai ke penginapan yang telah kami pesan sebelumnya yang bernama Family Guest House Dieng. Namun, ternyata di tengah perjalanan, hujanpun turun dan kami terpaksa berhenti untuk berteduh, padahal jarak ke penginapan hanya tinggak sekitar 3km lagi. Entah apa alasan kami waktu itu untuk tidak segera menggunakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Setelah menunggu hujan reda lebih dari satu jam, kami akhirnya memutuskan untuk emnggunakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan karena ternyata hujan tidak kunjung reda.
Sudah lebih dari jam 3 sore sewaktu kami tiba di penginapan dan kami lanjutkan dengan mandi, beristirahat, menjemur jas hujan dan memesan makan siang yang sempat tertunda. Malam harinya, hujanpun reda, kami berencana untuk mencoba bakso bakar Pak Man di Jalan Diponegoro, namun menurut mbah Google, tempat tersebut hanya buka sampai jam 8 malam. Kamipun memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli air untuk di penginapan serta makanan kecil dan buah, tidak lupa kami menyempatkan diri untuk makan malam fried chicken internasional. Setelah itu kami kembali ke penginapan, untuk beristirahat.
Keesokan paginya, kami belum mempunyai rencana yang pasti mengenai tujuan kami di kota Malang hari itu. Setelah sarapan kami pun mengobrol dengam pemilik penginapan dan pemilik penginapan menyarankan kami untuk mencoba pergi ke Pantai sendang Biru yang menurutnya cukup bagus. Kami setuju karena memang belum ada tujuan khusus hari itu. Sekitar pukul 9 pagi kami berangkat menuju pantai Sendang Biru menuju ke arah selatan kota MAlang. Untuk mencapai Pantai Tersebut sangatlah mudah karena di sepanjang jalan banyak terdapat papan petunjuk arah menuu pantai tersebut. Hari itu adalah hari minggu, makan banyak kendaraan baik itu roda dua maupun 4 yang juga mengarah ke selatan. Jalanan cukup bagus hingga mendekati pantai yang terdapat lubang di sana sini. Setelah menempuh perjalanan selama hampir 3 jam, akhirnya kami sampai ke pantai tersebut dan ketakutan kami sepanjang jalan terbukti, pantai tersebut sangat ramai dan keadaannya sangat kotor sehingga hilang sudah mood untuk menikmati pantai. Akhirnya kamipun memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil memesan mi instan dan kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya, pantai Watu Leter yang jaraknya memang tidak jauh, namun karena jalan agak rusak jadi kami harus berhati-hati.
Pantai ini relatif lebih sepi dan bersih, serta yang paling penting kami bisa berjalan hingga ke bibir pantai dan sejenak merendam kaki-kaki di air yang dingin. Setelah puas bermain-main kami memutuskan untuk makan siang dengan menu ikan bakar, tapi saya lupa jenis ikannya di warung yang banyak terdapat di sekitar pantai. Setelah kenyang, kamipun berniat kembali ke kota Malang. Namun di tengah perjalanan, hujan turun dengan derasnya, namun kali ini kami tidak perlu menunggu lama untuk memutuskan menggunakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Hari sudah gelap ketika kami sampai di penginapan dan kami memesan makan malam di penginapan. Hingga malam kedua ini kami belum juga memutuskan apakah akan mengakhiri perjalanan dan kembali ke jogja pada keesokan paginya atau melanjutkan perjalanan ke Bali. Keputusan belum juga diambil hingga keesokan paginya. Setelah sarapan dan hampir waktunya check out barulah keputusan untuk melanjutkan perjalanan ke Bali dibuat. Perjalanan akan dilanjutkan ke Bali mengingat jatah libur yang masih cukup lama dan motor nantinya akan dikirim menggunakan kereta api dari banyuwangi ke Jogja setelah jalan-jalan di Bali selesai.
Beristirahat di Masjid di Pasuruan |
Setelah sarapan, kami membereskan barang bawaan dan bersiap melanjutkan perjalanan ke Bali, tak lupa sebelumnya kami mampir mengambil pakaian kami yang kami cuci di laundry dekat penginapan. Perjalanan ke Bali dari kota Malang kali ini akan melewati jalur: Malang, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi. Kami tidak menargetkan untuk tiba di Bali pada hari itu juga, karena kondisi fisik yang sudah lelah dan karena kami masih mempunyai jatah libur yang cukup. Sebelum melaju keluar kota Malang, kami juga mampir ke bakso bakar Pak Man yang pada waktu hari pertama akan kami kunjungi namun sudah terlalu malam.
Sekitar Pukul 12 siang, kami sampai di daerah Purwosari kami beristirahat sekalian menunaikan Sholat Dhuhur sekalian jama` Ashar. Perjalanan kami lanjutkan melewati jalan lingkar lua kota Pasuruan dan kami berhenti untuk makan siang di Rumah Makan Tengger di timur ota Pasuruan. Ini kali kedua kami mampir ke rumah makan ini, setelah pada libur lebaran tahun 2015 saya dan istri sempat mampir menginap disini (terdapat penginapan juga di rumah makan ini) dalam perjalanan menuju Bima, NTB. Ada menu yang kami berdua suka disini yaitu bebek goreng dengan sambal mangga.
Perjalanan kembali kami lanjutkan menyusuri jalur utama ke Timur Pulau Jawa yang minim tikungan dan beberapa lubang. Melewati kota Probolinggo, hari sudah mulai sore, dan kami memutuskan untuk menyudahi perjalanan hari itu dan akan dilanjutkan kembali keesokan paginya. Namun, karena berada diantara kota besar Probolinggo dan Situbondo mambuat kami kesulitan untuk mencari tempat menginap, namun dengan bantuan situs booking hotel online yang saya lupa namanya, akhirnya kami menemukan hotel kecil yang menurut kami cukup nyaman dengan fasilitas standar seperti air hangat, AC dan TV dan dengan harga yang terjangkau. Nama hotel tempat kami menginap adalah Hotel Cerah yang berada di belakang toko bahan bangunan yang terletak di Sumberanyar, Paiton. Makan malam dan sarapan untuk esok haripun sudah dipesan dan kemudian kami beristirahat.
Keesokan harinya, setelah meminta sarapan lebih pagi, kami bersiap siap menuju pulau Bali dengan memewati jalur utama sampai ke pelabuhan penyeberangan Ketapang di Banyuwangi. Kami menyeberang sekitar pukul 11 siang dan kapal yang kami tumpangi waktu itu tidaklah terlalu penuh. Sekitar satu jam penyeberangan sampailah kami ke Pulau Bali. Tanpa menyia-nyiakan waktu, kami langsung menuju daerah Kuta Utara, tempat penginapan yang telah kami pesan sebelumnya yang bernama Spunky di gang Boom Baba jalan Merta Agung, Kerobokan. Di sekitar Tabanan, hujan kembali turun dan berlanjut hingga kami sampai ke Hotel. Setelah keluar dari kompleks pelabuhan, kami sempatkan untuk Sholat dan sekalian beristirahat sejenak dengan mampir ke rumah makan khas Banyuwangi yang banyak terdapat di sekitar Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah beristirahat dan membersihkan diri, kami berniat mencari makan malam yang agak kekinian, setelah selama perjalanan kami lebih banyak makan makanan tradisional. Malam itu lagi-lagi menunya adalah fried chicken merek internasional yang dibeli di restoran burger, pulangnya kami mampir ke toserba 24 jam untuk membeli air mineral dan makanan ringan.
Tiket masuk Tirta Empul |
Kolam di Tirta Empul |
Kolam di Tirta Empul |
Salah satu sudut di Taman Safari Bali |
Cerita Pertunjukan Bali Agung |
Kembali ke hotel, kami istirahat sejenak dan kemudian mulai memasukkan pakaian ke top box Shad 33 serta gadget, peralatan mandi, sandal, jas hujan dan kamera ke tank bag 7 Gear dan side bag Rangaroo , perjalanan kembali ke barat dimulai. Tidak ada yang spesial dalam perjalanan kami kembali ke pelabuhan Gilimanuk, jalanan relatif sepi dan menjelang siang kami telah sampai di pelabuhan dan menaiki kapal yang telah siap. Sesampainya di Ketapang, GPS langsung kami set ke Hotel Permata Indah Permai di Banyuwangi. Hotel ini semacam hotel transit bagi mereka yang akan berkunjung ke Kawah Ijen, jadi fasilitas kamarnya terbilang sangat sederhana, dan cukup ramai pada malam hari karena perjalanan ke Kawah Ijen dimulai Malam Hari.
Setelah sampai penginapan, perburuan kuliner khas Banyuwangi dimulai. Kami mencari penjual Nasi Tempong terkenal di Banyuwangi, Warung Mbak Nah namanya. Setelah puas makan dan kekenyangan, ya karena porsi nasinya memang besar, kami melanjutkan jalan-jalan sore di kota Banyuwangi. kami juga sempat mampir ke outlet Respiro di Kota Banyuwangi untuk mengganti sarung tangan yang sobek, namun karena tidak ada model dan ukuran yang diinginkan, kamipun pulang ke penginapan.
Malam harinya karena masih kenyang, kami hanya makan roti sisa bekal perjalanan dan beristirahat karena keesokan paginya kami harus mengantar motor ke jasa pengiriman dengan kereta api di Stasiun Banyuwangi Baru dan kamipun naik kereta ke Jogja.
Kami bangun, Sholat Subuh dan memisahkan barang bawaan mana yang akan tetap di top box dan side bag dan mana yang akan kami bawa di kereta. Setelah itu kami memulai perjalanan ke Stasiun Banyuwangi Baru untuk mengirimkan motor dan menunggu kereta api Sri Tanjung yang berangkat juga dari Stasiun Banyuwangi Baru menuju Stasiun Jogja. Sekitar pukul setengah delapan atau delapan pagi keretapun berangkat menuju pemberhentian akhir, Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta. Hari itu berakhir pula perjalanan pertama kami bersama motor baru dan perjalanan terjauh kami selama ini dengan menunggangi sepeda motor selama lebih dari seminggu.....
No comments:
Post a Comment