Thursday, November 24, 2016

Ke Bima..day 2

Setelah sekitar pukul 5 sore kami sampai di rumah saudara di kota Tuban, kami lanjutkan dengan bertemu saudara-saudara lainnya untuk saling bermaaf-maafan dan kemudian beristirahat. Keesokan harinya, yaitu hari kedua lebaran di tahun 2015, setelah bersama-sama ziarah ke makan kakek dan makam-makam lainnya, kamipun berencana untuk langsung menuju pulau Bali karena orang tua juga sudah harus berangkat ke Jakarta bersama dengan saudara kembar saya pada siang itu. Rencana yang telah kami tetapkan saat itu, karena libur kami terbatas dan kami ingin mencapai titik terjauh yang kami bisa adalah dengan melewatkan pernikahan sepupu istri saya dan lanjut menuju pulau Bali saat itu juga. Maka setelah sholat Dhuhur, berangkatlah kami menuju timur pulau Jawa dengan melewati jalur pantai utara Jawa Timur, jadi kami tidak mengambil jalur utama Tuban-Surabaya melewati kota Babat, namun melewati tepi pantai utara Jawa Timur sampai dengan lokasi Wisata Bahari Lamongan (WBL), terus melewati tol di kota Gresik, tol Surabaya-Gempol, Sidoarjo dan keluar di sekitar kota Bangil.

Menuju pelabuhan Kayangan di Lombok
Hari sudah semakin sore ketika kami mencapai Bangil, dan pada saat itu, niatan untuk harus sampai ke Bali masih sangat besar, jadi dengan meningkatkan kecepatan si Blue, kami terus melaju ke arah timur menuju Banyuwangi. Di sekitar kota Probolinggo, kami istirahat sejenak untuk sholat Ashar, pada saat itu sudah sekitar pukul 5 sore dan niat untuk langsung menuju ke Bali sudah tidak sebesar tadi, karena selain perjalanan masih cukup jauh, saya juga tidak berani menyeberang ke Bali malam hari. Sampai saat itu, kami masih berpegang pada rencana untuk melewatkan pernikahan sepupu istri saya di Jember dan jika kami tidak dapat menyeberang ke Bali malam itu, kami tetap akan menyeberang keesokan harinya setelah menginap semalam.

Perjalanan kami lanjutkan kembali setelah sholat Ashar dan hari sudah sangat gelap ketika kami memasuki daerah Paiton. Karena badan juga sudah lelah dan takut untuk menyeberang pada malam hari, makan kami putuskan untuk mencari penginapan dan mengakhiri hari itu. Tidak banyak pilihan penginapan di daerah tersebut, namun kami berhasil menemukan satu penginapan yang lumayan bersih dan terjangkau, yaitu Hotel Cerah di daerah Paiton, yang berlokasi di belakang toko besi Cerah. Lagi-lagi tidak banyak foto yang kami ambil saat itu karena memang jalurnya sudah pernah kami lewati sebelumnya dan memang kami tidak banyak berhenti untuk mengejar waktu. Sampai hari ini, kami masih berpegang pada rencana untuk melewatkan pernikahan sepupu istri dan melaju sejauh mungkin ke timur.
Menuju ke Pink Beach, Lombok

Rencana perjalanan kami kali ini sudah banyak sekali berubah sejak pertama kali kami membicarakannya. Awalnya kami akan melakukan perjalanan ini dengan menggunakan sepeda motor dan hanya akan sampai ke Larantuka saja, namun karena libur yang terbatas dan kami harus menghadiri pernikahan sepupu istri saya di Jember, kami putuskan untuk memajukan jadwal keberangkatan dan mengganti kendaraan dengan menggunakan mobil, karena akan sangat membuang waktu jika kami ke Jember menggunakan mobil, kemudian kembali lagi ke Yogyakarta dan kembali menuju timur dengan menggunakan sepeda motor. Karena jadwal keberangkatan kami dimajukan, maka kami berpikir mungkin kami dapat pergi lebih jauh lagi ke Timur, maka kamipun berencana, jika memungkinkan akan mencoba ke pulau Timor, yaitu Kupang, Atambua dan mungkin menyeberang ke negara tetangga. Kami sudah mencari-cari informasi, rute, penginapan, dan bahkan sudah menghubungi kolega saya di KBRI negara tetangga untuk mencari informasi mengenai kemungkinan mengendarai kendaraan yang teregistrasi di Indonesia ke sana.

Namun, hal tersebut pada akhirnya tidak dapat terlaksana juga karena ternyata jadwal masuk kuliah kembali istri saya berubah menjadi lebih cepat dan jadwal yang telah kami susun kembali berantakan. Kami sempat berpikiran untuk tidak jadi menghadiri pernikahan sepupu istri saya di Jember dan tetap pada rencana awal, namun setelah kami pikir-pikir kembali, bertemu dan berkumpul bersama sanak saudara jauh lebih penting dan perjalanan ke timur, akan tetap dilakukan, namun tidak ditetapkan target tertentu, hanya mengendarai mobil ke arah timur sampai waktu libur habis dan kembali lagi ke Yogyakarta..Sungguh memang benar perkataan "Manusia berencana, Tuhan yang menentukan" itu....

No comments:

Post a Comment