Sunday, July 26, 2020

This is Africa 2 - Chivero

Akhir minggu ini kami memutuskan untuk mengunjungi Danau Chivero. Entah sudah kunjungan yang keberapa, karena danau ini adalah tempat wisata terdekat dari kediaman kami di Kota Harare. Hanya diperlukan waktu perjalanan sekitar 45 menit untuk mencapainya. Danau Chivero ini adalah danau buatan yang terbe
Matahari terbenam di Danau Chivero
ntuk karena dibendungnya Sungai Manyame di tahun 1950. Danau ini menyuplai kebutuhan air bersih untuk Kota Harare.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sekitar Danau Harare antara lain memancing, piknik, mengendarai perahu, menunggang kuda, melihat lukisan yang dibuat manusia purba, serta melihat binatang liar. Kegiatan yang terakhir adalah favorit bagi kami. Banyak binatang liar yang bisa ditemui berkeliaran bebas di sana yaitu Badak Putih, Jerapah, Zebra, Wildebeest, Impala, Burung Unta, Baboon, Kera, Elang pemakan ikan, Babi Hutan serta masih banyak lagi burung beraneka jenis. Danau Chivero bisa dikunjungi setiap hari dari pukul 6 pagi hingga 6 petang. Jangan mencoba tinggal di dalam melebihi jam yang ditentukan karena petugas patrol akan segera mendekat dan meminta kita untuk meninggalkan tempat. Juga tersedia penginapan di dalamnya. Biaya masuk tempat ini bagi pemilik KTP/ID setempat adalah 3 USD per orang serta 3 USD untuk mobil. Sedangkan bagi wisatawan asing akan dikenai 10 USD per orang dan 10 USD untuk mobil. Karena satwa disini semua adalah satwa liar maka pengunjung yang menggunakan mobil yang hanya diperbolehkan masuk. Kami pernah berjumpa dengan wisatawan asing yang mencoba masuk dengan berjalan kaki yang tentu saja ditolak olah petugas. Di dalam kawasan Danau Chivero dilengkapi dengan petunjuk jalan yang jelas, toilet serta kursi, meja dan tempat membbakar daging yang ditujukan sebagai area piknik. Pengunjung diharapkan mengendarai mobil pada jalur yang telah ditentukan.


Kekeringan yang melanda Zimbabwe sejak tahun lalu menyebabkan debit air di Danau Chivero menurun dengan drastis. Namun ini tidak menyurutkan kunjungan ke Danau Chivero. Waktu terbaik untuk melihat Satwa Liar pada umunya adalah pagi dan sore hari saat mereka bergerombol untuk minum di sumber air. Kami sendiri selalu mengunjungi Danau Chivero sore hari karena kami akan mendapat suguhan matahari terbenam yang sangat indah. Matahari terbit dan matahari terbenam di Afrika adalah yang terindah sejauh ini menurut kami.



Sunday, June 28, 2020

This is Africa 1

Jacaranda di sudut Kota Harare
Jacaranda di sudut kota Harare

Pada bulan November 2018, saya harus berpindah tempat tugas ke sebuah negara di Benua Afrika. Pekerjaan saya sekarang mengharuskan saya dan istri untuk pindah sementara dari Indonesia ke benua itu selama kurang lebih 2 tahun yang kemudian jika semua berjalan sesuai dengan rencana kami akan langsung pindah lagi ke Laos selama 2 tahun lagi dan baru kembali ke Indonesia. Ada banyak cerita dan alasan bagaimana akhirnya saya bisa terpilih atau lebih tepatnya memilih untuk tinggal di Benua Afrika tapi, apapun alasan dan ceritanya, bagi saya dan istri, ke Benua Hitam ini adalah another chapter of adventure walaupun kami sama sekali mengendarai sepeda motor seperti yang sering kami lakukan di Indonesia tapi, to see different culture, people, language and try to live with them adalah salah satu anugerah dan pemberian dari Tuhan yang sungguh rruuuarrrr biaasaa….Alhamdulillah… Tulisan ini saya buat kurang lebih 3 bulan sebelum saya harus pindah lagi ke Negara lainnya untuk tinggal dan bekerja salama 2 tahun jika semua berjalan sesuai rencana.

Negara itu dinamakan Zimbabwe yang berada di Benua Afrika bagian selatan, tepat berbatasan langsung dengan Afrika Selatan di sebelah selatannya., Negara Zambia di sebelah utaranya, Mozambique di sebelah timur dan di sebelah baratnya ada Negara Botswana. Nama nama Negara yang mungkin cukup kurang didengan oleh kita semua. Banyak hal yang dapat diceritakan di Negara ini mulai dari politik, ekonomi, sosial budaya dan masih banyak hal lainnya, namun saya tidak akan membahas hal-hal itu karena saya akan membahas mengenai tempat-tempat mana saja yang pernah saya kunjungi untuk saya bagi kepada anda.

Mungkin banyak dari anda yang sering dengar nama Zimbabwe namun ya hanya mendengar saja, seperti saya dulu. Dulu sewaktu sekolah nama Zimbabwe sering digunakan sebagai semacam ejekan untuk mengtakan bahwa sesuatu atau seseorang itu berasal dari tempat yang jauh atau kuno. Ya, itu juga sebagai salah satu alasan mengapa saya memilih untuk tinggal disini.

Harare, adalah ibukota Negara ini dimana saya tinggal, saya tinggal di apartemen berlantai 6 di daerah agak pinggir kota yang berada tepat di depan rumah dinas presiden. Hampir seluruh bangunan yang ada di kota ini merupakan bangunan yang sudah cukup lama karena dibangun sewaktu masa penjajahan Inggris, termasuk apartemen yang saya tinggali. Hampir tidak ada bangunan baru yang dibangun di negara ini karena berbagai macam alasan. Namun bangunan yang telah berumur ini menurut saya member kesan tersendiri mengenai kota ini, jadi terlihat lebih authentic menurut saya.

Victoria Falls, adalah air terjun terbesar di dunia yang kebetulan berada di antara 2 negara yaitu Zimbabwe dan Zambia, jadi masing-masing Negara membuka tempat wisata untuk dapat melihat air terjun ini. Saya belum pernah melihat Victoria Falls dari sisi Zambia, namun menurut saya dari sisi Zimbabwe sudah sangat sangat terlihat kemegahannya. Dari sisi Zimbabwe terdapat lebih dari 10 viewpoints yang disediakan, anda bisa memilih viewpoints mana yang akan dijadikan latar belakang foto anda. Saya sudah 3 kali mengunjungi air terjun ini dan tidak ada kata bosan karena ya memang pemandangannya yang luar biasa indah, perjalanan menuju kesini dari Harare jika dilakukan dengan perjalanan darat juga sangat menarik dan ini merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi paling tidak sekali seumur hidup jika anda memang menggemari keindahan alam.

Jacaranda di Harare

Victoria Falls terletak agak jauh dari ibukota Negara, diperlukan waktu tempuh lebih dari 12 jam dengan kendaraan pribadi dengan jarak dari ibukota kurang lebih 800an Km. Tiga kali saya kesana, semuanya dengan kendaraan pribadi, dua kali dengan menginap dulu di tengah perjalanan, yaitu di kota Bulawayo, dan satu kali kami mencoba langsung menuju kesana tanpa menginap dan bermalam di jalan.

Suasana di Victoria Falls hampir seperti Bali di Indonesia, karena tempatnya yang sangat touristy, banyak tempat makan, penginapan yang disediakan khusus untuk para wisatawan menurut saya sangat berbeda dengan suasana  Zimbabwe pada umumnya di luar Victoria Falls yang nampak tidak semegah dan segemerlap Vicfalls.

Sebenarnya ada cara lain untuk pergi ke Vicfalls, yaitu dengan menumpang pesawat terbang dari Harare, namun kami tidak memilih opsi itu karena selain menghemat biaya kami lebih senang melakukan perjalanan darat karena kami bisa melihat berbagai pemandangan yang ada, pemandangan kota-kota kecil sepanjang jalan menuju Bulawayo, atau pedesaan dan ladang-ladang milik warga serta rumah adat mereka yang masih banyak tersebar di pinggir jalan.

Masih banyak tempat-tempat indah lainnya yang kami telah kunjungi di Negara ini, yang akan saya tulis di post selanjutnya.

Pelangi di Vicfalls