Wednesday, November 23, 2016

Ke Bima...day 1

Perjalanan kali ini merupakan perjalanan yang sebenarnya tidak sesuai dengan rencana kami (saya dan istri) karena jadwal libur yang berubah dan keterbatasan waktu yang kami punya. Rencana awalnya adalah kami akan pergi ke Larantuka menggunakan sepeda motor, namun karena tepat seminggu setelah lebaran sepupu dari istri saya menikah di kota Jember, maka kami sepakat untuk pergi menggunakan mobil saja karena jika harus datang ke pernikahan di luar kota menggunakan sepeda motor sangatlah tidak nyaman dan praktis. Walaupun pernikahannya masih seminggu setelah lebaran, namun kami berangkat meninggalkan kota Yogyakarta pada hari pertama lebaran karena setelah Sholat Idul Fitri bersama keluarga dari istri saya, kami harus pergi ke kota Tuban untuk bertemu dengan orang tua saya yang hari sebelumnya telah berangkat ke Tuban untuk merayakan lebaran disana. Kami sempat mempunyai rencana untuk tidak jadi datang ke acara pernikahan sepupu istri saya dan langsung melanjutkan perjalanan ke timur, namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami tetap pergi ke Jember walaupun sebelum itu kami sempat menginap di Bondowoso, Pasuruan dan Malang terlebih dahulu...

Somewhere diantara Sumbawa Besar dan Dompu
Kami berangkat sekitar pukul 10 atau 11 siang dari rumah mertua saya di jalan Parangtritis Yogyakarta, melewati Kotagede, Gedong Kuning dan akhirnya sampai ke jalan Solo. Perjalanan kali itu tidak langsung menuju ke Tuban, yang berada di pantai utara Jawa Timur, namun harus mengantar ibu mertua saya ke Solo dulu, baru setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Tuban. Jalanan relatif lancar pada siang itu, mungkin karena masih banyak orang yang berkumpul bersama dengan keluarganya. sekitar pukul 1 siang kami sampai ke kota Solo dan mampir sebentar, bersalam-salaman dengan keluarga di Solo dan melanjutkan perjalanan. Dari kota solo kami mengikuti jalur utama menuju kota sragen, ngawi dan kemudian berbelok ke arah utara menuju kota Bojonegoro. Di sekitar wilayah Padangan kami sempat beristirahat sejenak untuk sholat jama` Dhuhur dan Ashar. Jalanan menuju arah Bojonegoro dari Ngawi sudah relatif mulus dan hanya sedikit kendaraan yang lewat jadi kami bisa memacu si Blue lebih cepat dan pada sekitar pukul 5 kami sudah sampai di jalan WR Supratman di kota Tuban....

Dashboard Suzuki Karimun Wagon R
Pada perjalanan kali ini kami menggunakan mobil kecil yang punya tagline SMART dari pabrikan berlambang huruf "S" yang saat itu baru berumur sekitar 6 bulan. Mobil LCGC (Low Cost Green Car) ini adalah mobil pertama kami yang benar-benar masih standar untuk mesinnya. Keputusan kami membeli mobil merek ini dibanding merek yang lain adalah karena saya sudah sangat mengenal merek ini. Bayangkan saja, orang tua saya sudah mempunyai 3 jenis mobil dari merek ini selama 10 tahun tanpa pernah ada masalah berarti ditambah dulu juga pernah merasakan Suzuki Sidekick lama milik saudara selama beberapa bulan. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak membeli si Blue ini. Alasan lain adalah dengan harga yang cukup rendah dibandingkan dengan merek lain, kami dapat fitur standar yang lumayan, versi GL dengan audio single DIN, AC, power steering, central lock, power window (walau hanya untuk jendela depan), immobilizer, seatbelt untuk kelima penumpang, roofrail, dan kabin yang menurut saya lumayan lega dibandingkan dengan merek lain karena bentuknya yang cenderung kotak sehingga ruang di atas kepala juga cukup tinggi. Tidak banyak ubahan yang saya lakukan, saya hanya mengganti ban bawaan dengan diameter yang lebih besar yaitu R14, mengganti lampu depan dengan Osram NBR, menambahkan third brake light variasi, menambahkan Balance Sport Damper di semua kaki-kaki, memasang alarm, kaca film Solar Gard dan memasang sarung jok variasi. 


No comments:

Post a Comment