Jacaranda di sudut kota Harare |
Pada bulan November 2018, saya harus berpindah tempat tugas ke sebuah negara di Benua Afrika. Pekerjaan saya sekarang mengharuskan saya dan istri untuk pindah sementara dari Indonesia ke benua itu selama kurang lebih 2 tahun yang kemudian jika semua berjalan sesuai dengan rencana kami akan langsung pindah lagi ke Laos selama 2 tahun lagi dan baru kembali ke Indonesia. Ada banyak cerita dan alasan bagaimana akhirnya saya bisa terpilih atau lebih tepatnya memilih untuk tinggal di Benua Afrika tapi, apapun alasan dan ceritanya, bagi saya dan istri, ke Benua Hitam ini adalah another chapter of adventure walaupun kami sama sekali mengendarai sepeda motor seperti yang sering kami lakukan di Indonesia tapi, to see different culture, people, language and try to live with them adalah salah satu anugerah dan pemberian dari Tuhan yang sungguh rruuuarrrr biaasaa….Alhamdulillah… Tulisan ini saya buat kurang lebih 3 bulan sebelum saya harus pindah lagi ke Negara lainnya untuk tinggal dan bekerja salama 2 tahun jika semua berjalan sesuai rencana.
Negara itu dinamakan Zimbabwe yang berada di Benua Afrika bagian selatan, tepat berbatasan langsung dengan Afrika Selatan di sebelah selatannya., Negara Zambia di sebelah utaranya, Mozambique di sebelah timur dan di sebelah baratnya ada Negara Botswana. Nama nama Negara yang mungkin cukup kurang didengan oleh kita semua. Banyak hal yang dapat diceritakan di Negara ini mulai dari politik, ekonomi, sosial budaya dan masih banyak hal lainnya, namun saya tidak akan membahas hal-hal itu karena saya akan membahas mengenai tempat-tempat mana saja yang pernah saya kunjungi untuk saya bagi kepada anda.
Mungkin banyak dari anda yang sering dengar nama Zimbabwe namun ya hanya mendengar saja, seperti saya dulu. Dulu sewaktu sekolah nama Zimbabwe sering digunakan sebagai semacam ejekan untuk mengtakan bahwa sesuatu atau seseorang itu berasal dari tempat yang jauh atau kuno. Ya, itu juga sebagai salah satu alasan mengapa saya memilih untuk tinggal disini.
Harare, adalah ibukota Negara ini dimana saya tinggal, saya tinggal di apartemen berlantai 6 di daerah agak pinggir kota yang berada tepat di depan rumah dinas presiden. Hampir seluruh bangunan yang ada di kota ini merupakan bangunan yang sudah cukup lama karena dibangun sewaktu masa penjajahan Inggris, termasuk apartemen yang saya tinggali. Hampir tidak ada bangunan baru yang dibangun di negara ini karena berbagai macam alasan. Namun bangunan yang telah berumur ini menurut saya member kesan tersendiri mengenai kota ini, jadi terlihat lebih authentic menurut saya.
Victoria Falls, adalah air terjun terbesar di dunia yang
kebetulan berada di antara 2 negara yaitu Zimbabwe dan Zambia, jadi
masing-masing Negara membuka tempat wisata untuk dapat melihat air terjun ini.
Saya belum pernah melihat Victoria Falls dari sisi Zambia, namun menurut saya
dari sisi Zimbabwe sudah sangat sangat terlihat kemegahannya. Dari sisi
Zimbabwe terdapat lebih dari 10 viewpoints
yang disediakan, anda bisa memilih viewpoints
mana yang akan dijadikan latar belakang foto anda. Saya sudah 3 kali
mengunjungi air terjun ini dan tidak ada kata bosan karena ya memang pemandangannya yang luar biasa indah, perjalanan menuju kesini dari Harare jika dilakukan dengan perjalanan darat juga sangat menarik dan ini
merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi paling tidak sekali seumur
hidup jika anda memang menggemari keindahan alam.
Victoria Falls terletak agak jauh dari ibukota Negara,
diperlukan waktu tempuh lebih dari 12 jam dengan kendaraan pribadi dengan jarak
dari ibukota kurang lebih 800an Km. Tiga kali saya kesana, semuanya dengan
kendaraan pribadi, dua kali dengan menginap dulu di tengah perjalanan, yaitu di
kota Bulawayo, dan satu kali kami mencoba langsung menuju kesana tanpa menginap
dan bermalam di jalan.
Suasana di Victoria Falls hampir seperti Bali di Indonesia, karena tempatnya yang sangat touristy, banyak tempat makan, penginapan yang disediakan khusus untuk para wisatawan menurut saya sangat berbeda dengan suasana Zimbabwe pada umumnya di luar Victoria Falls yang nampak tidak semegah dan segemerlap Vicfalls.
Sebenarnya ada cara lain untuk pergi ke Vicfalls, yaitu dengan menumpang pesawat terbang dari Harare, namun kami tidak memilih opsi itu karena selain menghemat biaya kami lebih senang melakukan perjalanan darat karena kami bisa melihat berbagai pemandangan yang ada, pemandangan kota-kota kecil sepanjang jalan menuju Bulawayo, atau pedesaan dan ladang-ladang milik warga serta rumah adat mereka yang masih banyak tersebar di pinggir jalan.
Masih banyak tempat-tempat indah lainnya yang kami telah kunjungi di Negara ini, yang akan saya tulis di post selanjutnya.
Pelangi di Vicfalls |
No comments:
Post a Comment